Sabtu, 26 Oktober 2013

sejarah dan keindahan kota istanbul

Banyak yang tidak mengetahui bahwa Islam pernah sangat berkuasa di Eropa. Bukan hanya sekedar berkuasa secara teritorial tetapi juga menjadi pelopor dalam berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, kesehatan, dan budaya.

Hagia Sophia (Aya Sofya)
Berawal sebagai gereja lalu Masjid dan sekarang berfungsi menjadi museum, Hagia Sophia (Aya Sofya) adalah simbol utama bagi kota Istanbul. Hagia Sophia dibangun oleh Eastern Roman Emperor Justinian I pada 537 M. Masa pemerintahan Eastern Roman Emperor Justinian I adalah masa kejayaan Romawi. Desain Byzantium pada Hagia Sophia adalah yang terbaik dan menjadi gereja terbesar di dunia selama hampir 1,000 tahun.
Hagia Sophia sempat mengalami kehancuran saat Konstantinopel diserang oleh Tentara Salib I pada 1204 H. Pada 1453 M, Hagia Sophia diubah menjadi Masjid setelah Sultan Muhammad (Muhammad Al Fatih) menaklukkan Konstantinopel dan mengubah namanya menjadi Istanbul (Kota Islam). Sultan Muhammad memperlakukan penduduk Konstantinopel dengan baik dan tetap mempertahankan berbagai bangunan megah yang telah ada, termasuk Hagia Sophia.
Sultan Ahmet Mosque (Blue Mosque)


Penduduk lokal menyebutnya sebagai Sultan Ahmet Mosque (Masjid Sultan Ahmad) sedangkan para traveler sering menyebutnya sebagai Blue Mosque (Masjid Biru). Antara tahun 1609 M hingga 1616 M, Sultan Ahmad I memberikan perintah kepada arsitek handal, Sedefkar Mehmed Aga, untuk membangun Masjid ini. Pemakaman Sultan Ahmad I pun terdapat didalam area Masjid.
Lokasi Masjid Sultan Ahmad berhadapan dengan Hagia Sophia (Aya Sofya) dan hanya dibatasi oleh taman kecil. Kedua bangunan megah ini menjadikan Istanbul sebagai salah satu kota dengan bangunan terindah. Gabungan antara desain Islam dan Byzantium yang kompleks, Masjid Sultan Ahmad memberikan gaya arsitektur yang luar biasa.
Dengan enam menara yang menjulang tinggi dan dilengkapi oleh tidak kurang dari 30 kubah, Masjid Sultan Ahmad terlihat sangat cantik dan megah. Bangunan dalam Masjid berbentuk area luas dan tinggi yang dihiasi dari 20,000 keramik berwarna biru. Keramik berwarna biru tersebut adalah keramik biru iznik terbaik yang ada pada masanya. Oleh karena itu, Masjid Sultan Ahmad sering disebut juga sebagai “Masjid Biru”.
Ada kisah lain tentang alasan penyebutan Masjid Sultan Ahmad sebagai “Masjid Biru”. Dikisahkan bahwa pada jaman dahulu, para pelaut sering melabuhkan kapalnya di darmaga Laut Marmara yang lokasinya dekat dengan Masjid Sultan Ahmad. Siluet Masjid yang terpantul dengan cantik oleh air laut dilihat oleh para pelaut, sehingga mereka pun menyebutnya sebagai “Masjid Biru”. Saat ini, pengalaman itu sudah tidak dapat kamu alami, karena sudah ada gedung tinggi yang membatasi Masjid dan laut.
Jika kamu berkunjung ke Masjid Sultan Ahmad, usahakan untuk ikut Shalat berjama’ah. Rasakan aura masa kejayaan Islam yang dipancarkan oleh Masjid dan berdo’a agar Islam kembali berjaya di bumi Allah SWT ini. Untuk memasuki area Masjid, tentunya kamu tidak perlu membayar. Jaga selalu kebersihan lingkungan Masjid dari sampah atau tindakan buruk lainnya.
Süleymaniye Mosque
 

Sultan Sulaiman adalah salah satu Sultan terbaik Turki yang dapat menghantarkan Kesultanan Turki untuk kembali mencapai masa kejayaan Islam. Masjid Sulaiman adalah Masjid terbesar di Turki yang didesain oleh arsitek handal, Mimar Sinan, pada 1550 M. Selain tempat Shalat berjamaah, di area Masjid ini pun terdapat caravanserai (area untuk berjalan kaki), tempat seminar, madrasah, rumah sakit, dapur, dan tempat tinggal istri Sultan Sulaiman yang bernama Roxelane.
Terdapat beberapa kesamaan gaya arsitektur Masjid Sulaiman dengan Hagia Sophia atau Masjid Sultan Ahmad, walaupun tidak semegah kedua bangunan tersebut. Jika kamu berdiri di jembatan Galata, Masjid Sulaiman dan berbagai bangunan megah di Istanbul lainnya akan terlihat jelas.
Sama seperti jika kamu berkunjung ke Masjid Sultan Ahmad, usahakan untuk ikut Shalat berjama’ah. Rasakan aura masa kejayaan Islam yang dipancarkan oleh Masjid dan berdo’a agar Islam kembali berjaya di bumi Allah SWT ini. Untuk memasuki area Masjid, tentunya kamu tidak perlu membayar. Jaga selalu kebersihan lingkungan Masjid dari sampah atau tindakan buruk lainnya.
Topkapi Palace
 
 
Saat Sultan Muhammad (Muhammad Al Fatih) menaklukkan Konstantinopel pada 1453 M, beliau langsung memerintahkan untuk membangun area tempat tinggal yang baru. Pada akhirnya, inilah tempat tinggal yang disebut sebagai Istana Topkapi. Istana Topkapi menjadi tempat tinggal Sultan dan keluarganya hingga empat abad kemudian, mulai dari 1465 M hingga 1853 M.
Pada dasarnya, Istana Topkapi bukan saja Istana tempat tinggal Sultan dan keluarganya. Istana ini menjadi area pusat pemerintahan Kesultanan Turki dan menjadi tempat tinggal lebih dari 4,000 orang. Begitu luas dan besarnya Istana ini dengan berbagai fungsi yang dimiliki, menjadikannya bagaikan “kota” didalam “kota”.
Istana Topkapi mengalami berbagai renovasi dan modifikasi hampir setiap tahun. Saat ini, Istana memiliki empat halaman besar yang dikelilingi tembok dengan berbagai bangunan besar maupun kecil yang ada didalamnya. Pada area Istana pun terdapat banyak sekali kamar, Masjid, aula, dan taman. Gaya arsitektur Istana Topkapi sangat luar biasa dan patut untuk dikagumi. Berbagai koleksi masa kejayaan Islam pada masa Kesultanan Turki pun tersimpan rapih didalam Istana. Dari area Istana pun kamu dapat menikmati pemandangan indah dari selat Bosphorus, Laut Marmara, dan Golden Horn.
Istana Topkapi sangat penting bagi banyak orang selama empat abad lamanya. Fungsinya sebagai tempat tinggal adalah yang utama. Sebagai Istana dari Kesultanan Turki, Istana Topkapi selalu memberikan manfaat yang terbaik bagi Sultan, keluarga Sultan, dan penduduk Turki.
Dolmabahce Palace
Pada bagian Eropa dari selat Bosphorus, Kesultanan Turki menjadikannya sebagai pusat dari berbagai keindahan arsitektur. “Dolmabahce Palace is a masterpiece of art. It is like a poem must be read in its own language. Artists who made them might put their love when they were designing them.”
Itulah penggambaran dari Istana Dolmabahce yang memiliki gaya arsitektur baroque, rococo, neo-classic, dan Islam. Arti dari kata “Dolmabahce” dalam bahasa Turki adalah “penuh dengan taman”, karena sejak awal area tersebut telah dipenuhi dengan taman bunga.
Istana Dolmabahce menjadi tempat tinggal enam Sultan dan keluarganya juga sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Turki sejak 1856 M hingga 1922 M. Namun, antara tahun 1887 M hingga 1909 M, tempat tinggal Sultan dan keluarganya juga pusat pemerintahan adalah di Istana Yildiz. Istana Dolmabahce adalah tempat tinggal dari Sultan Turki yang terakhir. Selanjutnya, Mustafa Kemal Attaturk menjadikannya sebagai Istana Presiden dan pusat pemerintahan Republik Turki.
Istana Dolmabahce dibangun pada tahun 1843 M hingga 1856 M atas perintah Sultan Abdulmecid I. Area Istana awalnya adalah pantai dari selat Bosphorus, lalu diaklamasi secara bertahap. Arsitek yang membangun Istana Dolmabahce adalah tiga arsitek dari keluarga Balyan, yaitu Haci Said Aga, Nigogayos Balyan, dan Evanis Kalfa. Pembangunan Istana ini menghabiskan biaya yang sama dengan 35 ton emas. Sebanyak 14 ton emas digunakan untuk menghiasi tembok Istana Dolmabahce seluas 110,000 m2.
Dengan luas 45,000 m2, Istana Dolmabahce menjadi Istana terluas yang ada di Turki. Dibandingkan Istana Topkapi yang dihiasi oleh keramik iznik dan ukiran khas Ottoman, hiasan Istana Dolmabahce lebih didominasi oleh emas dan kristal. Bohemian Crystal Chandelier terbesar di dunia yang ada di aula utama Istana adalah hadiah dari Ratu Victoria. Bohemian Crystal Chandelier itu memiliki 750 lampu dengan berat 4.5 ton. Di Istana ini terdapat tangga besar yang terbuat dari kayu mahogany yang dihiasi oleh kristal baccarat dan kuningan. Istana Dolmabahce memiliki koleksi kristal bohemian dan baccarat yang paling banyak di dunia.
Istana Dolmabahce dibangun, karena Sultan merasa bahwa Istana Topkapi sudah terlalu ­out-of-date baik dalam bentuk Istana ataupun kemewahannya. Meskipun menjadi Istana yang megah dan indah sehingga bisa terus kita lihat hingga saat ini, sudah seharusnya bagi kita untuk selalu bersyukur dan bermanfaat sesuai dengan karunia yang Allah SWT berikan. Jadikan alasan pembangunan  Istana Dolmabahce ini sebagai pembelajaran yang baik mengenai makna syukur.
Grand Bazaar
Grand Bazaar yang memiliki 3,000 toko dibangun pada 1461 M oleh Sultan Muhammad (Muhammad Al Fatih) dan menjadi pemberhentian terakhir dari “jalur sutra”. Di lokasi ini terdapat ribuan toko yang menjual perhiasan, tekstil, keramik, perak, karpet, berbagai produk berharga dan aneka produk lainnya. Setiap hari, Grand Bazaar dikunjungi oleh lebih dari 500,000 konsumen. Dari awal terbentuknya hingga saat ini, lokasi ini selalu ramai dengan berbagai aktifitas perdagangan.
Bertahannya Grand Bazaar menghadapi perkembangan jaman merupakan pelajaran yang berharga. Fungsi utama dari Grand Bazaar sebagai pusat perdagangan tetap dipertahankan hingga saat ini, sehingga selalu memberi manfaat ke banyak orang dan keberadaannya sangat berarti.
Itulah beberapa jejak kejayaan Islam yang ada di Turki. Kesultanan Turki merupakan dinasti Islam terkuat yang hampir menguasai seluruh Eropa dan beberapa wilayah Asia juga Afrika. Runtuhnya kekuasaan Turki yang memiliki pertahanan terkuat dan telah berkuasa sangat lama adalah pelajaran bagi kita semua. Segala sesuatu pasti memiliki awal dan akhir, begitu pula dengan kekuasaan. Selalu yakin bahwa dengan ijin Allah SWT, masa kejayaan Islam akan datang kembali.
Tetaplah selalu berusaha untuk menjadi Agen Muslim yang baik dimanapun kamu berada. Pelajari berbagai makna tersirat yang ada pada berbagai jejak kejayaan Islam di bumi ini. Jelajahi bumi Allah SWT, kagumi keindahan-Nya, dan syukuri segala karunia-Nya.